tempat pencurah rasa, pendengar cerita, pembagi keluh kesah, penyemangat batin, penjerat humor dan pembahagia kehidupan.

Rabu, 27 April 2011

The Best Teachers

google punya

         
          Alhamdulillah, kalimat hamdalah berucap lebih banyak hari ini dibanding hari biasanya, serasa ingin menangis karena saking bersyukurnya saya. Saya bukan hendak menceritakan sesuatu yang sok melancholist, tetapi hari ini saya mendapat pengalaman yang luar biasa yang menjadikan saya kembali merenung dan merenung.
         Hari ini memang sudah dijadwalkan bahwa kelas saya berkunjung ke SDN LB dalam rangka memenuhi tugas akhir matkul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Dengan berbalut jas almamater kebanggaan, kami berangkat menuju sekolah tersebut jam 8an. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Kepsek dan guru-guru yang ramah sembari berjabat tangan. Selanjutnya, kami digiring menuju sebuah balai-balai yang cukup besar untuk menampung badan-badan kami. Terlebih dahulu dimulai dengan perkenalan, dibariskan pula tata aturan kunjungan kami kali ini oleh pak Kepsek.
         Sesi pertama diawali dengan penjelasan dari Bapak Totok (kalau nggak salah sih) tentang tunanetra. Beliau mendampingi tiga murid laki-laki di depan kami yang tengah duduk rapi. Sangat mengesankan ketiga anak itu, semuanya pintar-pintar dan sangat percaya diri. Salah satunya bahkan mempraktekkan cara menulis huruf Braille dengan menggunakan riglet. Anak lainnya juga menunjjukkan kami cara dia menjajah handphone, saya baru tahu ternyata ada program Joss atau Talk yang membuat menu-menunya bisa dilafalkan dari speaker hp itu. Mereka semua membuat saya terpana akan kejujuran sikap dan intelegensi mereka.
           Lanjut ke sesi dua dengan bahasan tunarungu, salah seorang ibu guru mengajak dua murid (yang masih imut-imut) ke depan podium, lucu dan menggemaskan. Disana pula kami diberi penjelasan tentang bagaimana bahasa isyarat itu. Ternyata ada kamus yang lebih tebal dari KBBI yaitu kamus bahasa isyarat Indonesia (sepertinya itu namanya, ternyata saya cukup pelupa mengingat istilah-istilah asing). Oh ya, saya beryukur kita hidup di era sekarang, para kawan tunarungu pun terbantu dengan adanya fasilitas 3G di HP mereka (What a great technology!)
           Sesi yang terakhir yaitu pengenalan tantang Autis. Dalam sesi ini, seorang guru memberikan penjelasan sembari mengenalkan kami ke seorang anak AUTIS yang beranama Syamsul. Kami semua langsung terpikat oleh tingak polahnya. Di sela-sela penjelasan guru, dia kerap kali mengeluarkan bunyi-bunyian lucu dari mulutnya, tersenyum dan juga berguling di ubin itu. Tingkahnya membuat kami tergelak dalam canda, namun miris sekali jika kami melihat dia mulai memasukkan bungkus tissue ke dalam mulutnya atau memukul-mukul dadanya (hingga berdegum dengan keras). Kelakuan alamiah yang mungkin kurang bisa dipahami oleh orang awam sepertiku. Kemudian sang guru menjelaskan bahwa proses pembimibingan berlangsung dengan sangat lama dan harus telaten. Terharu sekali ketika kami mendengar dia bisa diajak untuk intens menanggapi kalimat-kalimat sederhana. Terlebih lagi saat dia mengucapkan kata Mama,,ma,,ma,,, Saya pun tak bisa menahan rebakan air dari mata yang hendak mengalir. Hati saya terenyuh, tergigit, sedangkan mata saya awas memandagi dia tak henti-hentinya.
         Tak hanya berhenti di balai-bali itu saja, kami pun berkeliling di ruang-ruang kelas untuk melihat langsung bagaimana pembelajaran yang terjadi. Lucu melihat tingkah polah mereka yang jujur, dan sangat kagum pada guru-guru itu. Sentuhan mereka dalam memberi reward, atau juga candaan mereka yang dengan setia menemani anak-anak bermain, dan masih banyak lagi yang tak bisa saya gambarkan melalui tulisan singkat ini. Dedikasi mereka pada PABK tak henti-hentinya membuat hati saya bergejolak. Hari ini saya belajar banyak, keihlasan, kekhusukan, kejujuran serta kebaikan yang berlimpah. Saya beryukur pada Allah atas segal nikmat dan karunia yang telah Dia berikan. Saya beryukur dapat mengalami pelajaran hari ini, saya kagum dengan mereka yang sanggup berprestasi dengan kelebihannya meskipun mereka berkekurangan. “Aku puas dengan yang ada padaku, baik sedikit maupun banyak “ Paul Bunyan.

Sabtu, 16 April 2011

semut. semut.. semut...

goggle punya
Sekitar dua minggu ini, setiap kali saya menonton berita di televisi, kerap kali saya menemui berita "wabah ulat bulu". Meskpun saya sering gonta-ganti channel tv, tetap saja bertemu berita itu barang satu atau dua kali. Kejadian ini menjadikan saya berfikir tentang semut hitam yang sekarang banyak berkeliaran di dinding tembok dan lantai rumah saya. Lebih tepatnya dimulai sejak siang kemarin (15/04/11), para serdadu imut (semut) tiba-tiba berbaris merayap menuju ke dalam rumah saya.
Kata Ibu saya, penyebabnya pohon pelem (mangga) milik tetangga ditebas karena mereka takut dengan berita ulat bulu di tivi-tivi. alhasil semut itu yang semula bermukim di pohon pelem bingung dan segera siaga satu untuk mencari rumah baru. nah, kok ya kebetulan sekali yang dipilih sebagai rumah baru itu rumah saya. Jadinya sudah bisa ditebak banyak sekali berkeliaran semut di rumah saya.
Malam kemarin, Bapak saya segera mengambil ancang-ancang untuk memutus jalur semut itu. Diambilnya minyak gas dan disaput-saputkan di dinding rumah saya. Langkah yang cukup berhasil (untuk sementara waktu). Sepagi ini, saya sudah berjumpa lagi dengan para semut hitam itu. Entah, hal apa lagi yang bisa kami sekeluarga lakukan untuk menghalau mereka.
Kejadian ini membuat saya berfikir dan berfikir. Kasihan betul para mahkluk ini, rumah mereka digusur oleh manusia, tak berdaya, tanpa asa. Mahkluk ini tidak bisa berdemo (hentikan penggususran!!) seperti kita. Mereka pasrah dan berusaha untuk tetap hidup. Gitu, saya juga berfikir bukankan kita para manusia juga menjadi wabah bagi mereka (hewan-hewan). Kasus wabah ulat bulu misalnya, daerah probolinggo yang dijadikan sentra perkebunan pelem merubah habitat alami ini dari kenampakan aneka pohon menjadi pohon pelem semua. Yah,,, berbagai alasan melatarbelakangi perubahan ini. Demi kemahsalhatan kehidupan ekonomi manusia itu sendiri lah... tapi tanpa dinyana, sikap manusia ini membuat binatang kebingungan dan kesulitan berkembang. entahlah,,, itulah pemikiran saya tentang hal itu.
Saya jadi merenung lagi, manusia diciptakan dengan akal sehingga mampu bermetamorfosis dalam segala lini. sedangkan hewan yang tak mampu beradaptasi dengan baik, punahlah mereka...Kini hukum alam semakin kejam, semakin lama semakin menjadi. Sedikit sekali berita yang meng-ekspose tentang rawannya habitat para binatang seperti kera, ular, dan masihh banyak lagi... setahu saya malah selain kita (sebagai manusia) yang sudah menjarah habitat mereka, kita juga (sebagai predator utama) semakin gila membasmi mereka. Ngeri sekali dunia ini, kejam sekali kehidupan ini. 
Saya menonton siaran BBC bebapa waktu yang lalu, lagi-lagi mendapati tema tentang semakin rusaknya bumi ini. Namun, kembali yang merasakan dampak nyatanya adalah makhluk-makhluk yang tak berakal itu (binatang-binatang). Manusia benar-benar (secara perlahan dan pasti) mengubah wajah bumi ini. Saya berkaca, meskipun sempit sekali nampaknya, ternyata saya belum melakukan apa-apa untuk bumi ini. Bahkan saya merasa tak peduli. Tapi saya mencoba (setidaknya dari sekarang) untuk melakukan hal yang bermanfaat dan tidak merugikan kehidupan.     
Kembali ke serdadu imut (semut), yang sekarang tergusur sedang berusaha untuk tetap berkembang dalam koloninya sembari mencari sarang baru. Yah... semoga saja bukan lemari-lemari yang dijadikan rumah baru mereka... bisa gaswat.