|
google punya |
Alhamdulillah, kalimat hamdalah berucap lebih banyak hari ini dibanding hari biasanya, serasa ingin menangis karena saking bersyukurnya saya. Saya bukan hendak menceritakan sesuatu yang sok melancholist, tetapi hari ini saya mendapat pengalaman yang luar biasa yang menjadikan saya kembali merenung dan merenung.
Hari ini memang sudah dijadwalkan bahwa kelas saya berkunjung ke SDN LB dalam rangka memenuhi tugas akhir matkul Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Dengan berbalut jas almamater kebanggaan, kami berangkat menuju sekolah tersebut jam 8an. Sesampainya di sana, kami disambut oleh Pak Kepsek dan guru-guru yang ramah sembari berjabat tangan. Selanjutnya, kami digiring menuju sebuah balai-balai yang cukup besar untuk menampung badan-badan kami. Terlebih dahulu dimulai dengan perkenalan, dibariskan pula tata aturan kunjungan kami kali ini oleh pak Kepsek.
Sesi pertama diawali dengan penjelasan dari Bapak Totok (kalau nggak salah sih) tentang tunanetra. Beliau mendampingi tiga murid laki-laki di depan kami yang tengah duduk rapi. Sangat mengesankan ketiga anak itu, semuanya pintar-pintar dan sangat percaya diri. Salah satunya bahkan mempraktekkan cara menulis huruf Braille dengan menggunakan riglet. Anak lainnya juga menunjjukkan kami cara dia menjajah handphone, saya baru tahu ternyata ada program Joss atau Talk yang membuat menu-menunya bisa dilafalkan dari speaker hp itu. Mereka semua membuat saya terpana akan kejujuran sikap dan intelegensi mereka.
Lanjut ke sesi dua dengan bahasan tunarungu, salah seorang ibu guru mengajak dua murid (yang masih imut-imut) ke depan podium, lucu dan menggemaskan. Disana pula kami diberi penjelasan tentang bagaimana bahasa isyarat itu. Ternyata ada kamus yang lebih tebal dari KBBI yaitu kamus bahasa isyarat Indonesia (sepertinya itu namanya, ternyata saya cukup pelupa mengingat istilah-istilah asing). Oh ya, saya beryukur kita hidup di era sekarang, para kawan tunarungu pun terbantu dengan adanya fasilitas 3G di HP mereka (What a great technology!)
Sesi yang terakhir yaitu pengenalan tantang Autis. Dalam sesi ini, seorang guru memberikan penjelasan sembari mengenalkan kami ke seorang anak AUTIS yang beranama Syamsul. Kami semua langsung terpikat oleh tingak polahnya. Di sela-sela penjelasan guru, dia kerap kali mengeluarkan bunyi-bunyian lucu dari mulutnya, tersenyum dan juga berguling di ubin itu. Tingkahnya membuat kami tergelak dalam canda, namun miris sekali jika kami melihat dia mulai memasukkan bungkus tissue ke dalam mulutnya atau memukul-mukul dadanya (hingga berdegum dengan keras). Kelakuan alamiah yang mungkin kurang bisa dipahami oleh orang awam sepertiku. Kemudian sang guru menjelaskan bahwa proses pembimibingan berlangsung dengan sangat lama dan harus telaten. Terharu sekali ketika kami mendengar dia bisa diajak untuk intens menanggapi kalimat-kalimat sederhana. Terlebih lagi saat dia mengucapkan kata Mama,,ma,,ma,,, Saya pun tak bisa menahan rebakan air dari mata yang hendak mengalir. Hati saya terenyuh, tergigit, sedangkan mata saya awas memandagi dia tak henti-hentinya.
Tak hanya berhenti di balai-bali itu saja, kami pun berkeliling di ruang-ruang kelas untuk melihat langsung bagaimana pembelajaran yang terjadi. Lucu melihat tingkah polah mereka yang jujur, dan sangat kagum pada guru-guru itu. Sentuhan mereka dalam memberi reward, atau juga candaan mereka yang dengan setia menemani anak-anak bermain, dan masih banyak lagi yang tak bisa saya gambarkan melalui tulisan singkat ini. Dedikasi mereka pada PABK tak henti-hentinya membuat hati saya bergejolak. Hari ini saya belajar banyak, keihlasan, kekhusukan, kejujuran serta kebaikan yang berlimpah. Saya beryukur pada Allah atas segal nikmat dan karunia yang telah Dia berikan. Saya beryukur dapat mengalami pelajaran hari ini, saya kagum dengan mereka yang sanggup berprestasi dengan kelebihannya meskipun mereka berkekurangan. “Aku puas dengan yang ada padaku, baik sedikit maupun banyak “ Paul Bunyan.